Promosi Pariwisata Pogiraha Adhara

PROMOSI TRADISI POGERAHA ADHARA (PERKELAHIAN KUDA)

Pogeraha adhara berasal dari bahasa Muna yang terdiri dari kata pogeraha yang berarti perkelahian, adu kekuatan dan  adhara berarti kuda. Jadi pogeraha adhara berarti perkelahian kuda. Masyarakat muna mengenal  tradisi adu kuda dengan nama pogeraha adhara. Karena tradisi adu kuda tersebut, orang-orang mengenal Pulau Muna sebagai pulau kuda. Menurut cerita dari orang-orang terdahulu, atraksi perkelahian kuda merupakan warisan dari kerajaan Muna. Pada awalnya, perkelahian kuda ditampilkan pada saat raja-raja di kerajaan  Muna kedatangan tamu penting dari luar daerah, seperti Pulau Jawa atau dari daerah lain. Untuk menghibur tamu tersebut, maka diadakanlah atraksi tersebut, kemudian menjadi tradisi turun menurun. Setelah kerajaan runtuh, tradisi adu kuda tetap berkembang dan terus dilestarikan oleh masyarakat Muna.
Atraksi adu kuda (pogeraha adjara) dimulai dengan menampilkan dua kawanan kuda yang dipimpin oleh masing-masing kuda jantan.  Kuda jantan memiliki kawanan yang merupakan kelompok kawanan kuda betina. Kuda jantan sebagai pemimpin dari kawasan tersebut.  Kuda jantan harus memiliki tubuh yang besar agar nantinya bisa melawan kuda jantan lainnya. Demikian pula kuda jantan yang lainnya memiliki kelompok kawanan kuda betina.
Untuk memancing perkelahian kuda jantan, pawang kuda akan mengambil kuda betina dari kawanan kuda jantan yang satu kemudian akan dibawa kekawanan kuda jantan lainnya. Demikian pula sebaliknya, dalam pertukaran kuda betina tersebut, tali kekang dari masing-masing kuda jantan akan dipegang oleh pemegang tali kekang. Karena kuda betina berada dikawanan kuda yang lain, kuda jantan sebagai pemimpin kawanan akan marah. Demikian pula kuda yang lainnya. Akan marah jika kuda betina dalam kawanan kuda jantan yang lainnya. Karena terjadi pertukaran anggota kawanan yaitu kuda betina, membuat kedua kuda jantan sebagai pemimpin kawanan akan merasa gelisah dan saling iri. Dari sinilah perkelahian kuda dimulai. Sambil menaikkan kakinya ke atas lalu meringkik sekeras-kerasnya.suara ringkikan tersebut disambut pula oleh kuda jantan lainnya.  Dengan meringkik sekuat-kuatnya dan menaikkan kakinya ke udara. Jika emosi kedua keluar, maka pemegang tali kekang akan melepas tali kekang kuda jantan tersebut dan membiarkan kedua kuda jantan tersebut berkelahi.

Perkelahian Kuda di Muna Barat

Model perkelahian kedua kuda jantan tersebut adalah dengan saling serang dengan mengangkat kedua kaki kuda ke atas dan saling menendang di udara. Kemudian kuda akan saling serang dengan berusaha menggigit kuda jantan lawannya sekuat tenaga. Pertarungan  akan semakin seru karena penonton di luar arena akan saling menyoraki kuda-kuda yang sedang berkelahi. Selain menendang di udara, kuda juga saling menendang dari belakang tubuhnya dengan menggunakan kaki bagian belakang. Ketika kuda sudah saling menggigit, pawing kuda akan memerintahkan pemegang tali kekang  untuk menarik tali pada kedua jantan yang sedang berkelahi untuk dipisahkan agar kuda tidak terluka parah.
Kuda tidak bermaksud untuk dilukai karena pertarungan pogeraha ini hanya bersifat hiburan saja. Setelah dipisahkan, pemegang tali kekang kuda akan menunggu instruksi kembali dari pawing kuda untuk melepaskan ttali kekang tersebut agar kuda kembali beradu kekuatan. Jika kuda yang saling di adu sudah tidak berkelahi lagi, maka pemegang tali kekang kuda akan menarik kedua kuda jantan tersebut untuk saling berhadapan agar kedua kuda tersebut kembali bertarung. Hal ini dilakukan agar perkelahian kuda tidak cepat berakhir.
Jika pawang melihat kuda sudah cukup lelah bertarung, maka pawang kuda akan memerintahkan pemegang tali kekang untuk menarik tali pada masing-masing kuda untuk segera menghentikan perkrlahian. Dalam perkelahian kuda, ada waktu jeda untuk beristirahat. Kuda akan dikembalikan kepada kawanannya . Kuda akan dibiarkan beristrahat. Akan tetapi kuda tidak akan diberikan makan atau minum . Kuda hanya dibiarkan istrahat dan diurut-urut oleh pawang kuda unrtuk mengembalikan tenaganya.

Tahapan Perencanaan

Rencana dari sebuah pertunjukan pogiraha adhara (perkelahian kuda) perlu dirancang secara sistematis dan logis agar pada waktu pelaksanaannya berjalan lancar dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Tanpa perencanaan yang sistematis dan logis sebuah pertunjukan pogiraha adhara (perkelahian kuda)  tidak dapat berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu dengan melakukan perencanaan terlebih dahulu kita dapat meminimalisir ataupun mencegah sebuah kesalahan atau kejadian yang tidak diinginkan. Selain itu
Urutan kegiatan yang akan dilakukan dalam merencanakan pertunjukan pogiraha adhara (perkelahian kuda) adalah :

Menentukan Tujuan

Promosi pertunjukan  tradisi pogira adhara (perkelahian kuda) dimaksudkan agar masyarakat luas depat mengenal atau mengetahui salah satu tradisi unik yang ada di daerah Sulawesi Tenggara khususnya suku Muna.  Selain itu, diharapkan juga masyarakat dapat  terhibur dengan adanya pertunjukan tradisi pogira adhara (perkelahian kuda).

Menentukan Tema

Tema yang diangkat yakni menghibur masyarakat dengan pertunjukan tradisi pogira adhara (perkelahian kuda)

Menentukan Rencana Kegiatan

Kegiatan ini akan dilakukan disetiap perayaan hari besar umat islam, adapun lokasi yang dipilih yaitu Desa Lawa Kab. Muna Barat. Pertunjukan ini akan menampilkan adegan perkelahian antara dua ekor  kuda jantan yang akan dipimpin atau diawasi langsung oleh pawang kuda dan pemegang tali.

Menyusun Program Kegiatan

Adapun susunan program kegiatan yakni,
Membentuk kepanitiaan
Persiapan tempat dan waktu pertunjukan
Persiapan anggaran (dana)
Pemilihan jenis kuda
Perawatan atau persiapan kuda sebelum pertunjukan
Pertunjukan perkelahian kuda
Perawatan kuda setelah pertunjukan
Pemberian penghargaan kepada pemilik kuda
Pemberiah hadiah dan pembubaran panitia
Menentukan Tempat Dan Waktu Kegiatan
Pertunjukan ini akan dilakukan di lapangan wakante, lawa kab. Muna barat pada saat hari kemerdekaan 17 ASgustus

Tahapan Pengelolahan (Organizing)

Pengorganisasian merupakan kegiatan mengatur, mengadakan rapat, membagi tugas, mengawasi dan bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Tugas mengorganisir merupakan tanggungjawab ketua panitia, meskipun tetap melibatkan semua anggota panitia agar kegiatan berjalan dengan sukses dan lancar.
Diperlukannya pengorganisasi kegiatan pertunjukan pogiraha adhara (perkelahian kuda) yakni untuk  melakukan pengelolaan sumberdaya manusia berdasarkan struktur organisasi. Di dalam sturktur organisasi pertunjukan pogiraha adhara (perkelahian kuda) terdapat pembagian tugas yang jelas sesuai dengan kedudukan dan fungsinya. Hal ini tentu agar pertunjukan tersebut dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan.
Secara umum, didalam pengelolaan (organizing) terdapat struktur struktur organisasi pertunjukkan terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan sejumlah seksi-Seksi. Susunan panitia pameran yang sederhana dapat disusun dengan sebagai sususnan sebagai berikut.

Pembimbing : bertugas membimbing dan mengarahkan agar pertunjukan pogiraha adhara (perkelahian kuda)  dapat berjalan dengan baik. seorang pembimbing bertanggung jawab terhadap semuak kegiatan pertunjukan.
Ketua panitia : bertanggung jawab atas penyelenggaraan pertunjukkan.
Wakil ketua : membantu ketua untuk memperlancar penyelenggaraan pertunjukkan.
Sekertaris : bertugas menangani urusan adminitrasi.
Bendahara : menangani bidang keuangan.

Tahapan Aktualisasi

Pada tahap ini pertunjukan akan dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan sesuai dengan susunan program kegiatan. Selain itu, agar dapat berjalan dengan baik semua tim harus melaksanakan tugassnya dengan baik sehingga pertunjukan pogiraha adhara (perkelahian kuda)  dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Tahapan Pengawasan

Pengawasan ini dilakukan sebagai proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Karena ini menunjukkan adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan. Seperti terlihat dalam kenyataan, langkah awal proses pengawasan adalah sebenarnya langkah perencanaan, penetapan tujuan, standar atau sasaran pelaksanaan suatu kegiatan. Pengawasasn perlu dilakukan agar tidak terjadi seperti Kasus-kasus yang ada dalam banyak organisasi seperti tidak diselesaikannya suatu penugasan, tidak ditepatinya waktu penyelesaian (deadline), suatu anggaran yang berlebihan, dan kegiatan-kegiatan lain yang menyimpang dari rencana.

Komentar